Ketika Beternak Itik Menjadi Pilihan


Source: M Burhanudin (www.kompas.com)

Sejak lama Kabupaten Brebes dikenal sebagai penghasil telur asin. Di pelosok kota maupun desa di kabupaten ini mudah kita jumpai toko atau kedai yang menjual telur asin. Tak pelak, telur asin menjadi trademark wilayah di ujung barat Provinsi Jawa Tengah tersebut.

Melimpahnya produksi telur asin di Brebes tak terlepas dari banyaknya sentra peternakan itik di wilayah ini.

Di Brebes tercatat 1.778 peternak itik yang tersebar dan bergabung di lebih dari 10 kelompok tani ternak itik (KTTI). Jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan peternak unggas lain, seperti peternak ayam petelur yang 246 orang ataupun peternak ayam pedaging yang hanya 99 orang.

Beberapa sentra ternak itik di Brebes yang terkenal adalah di Desa Limbangan Wetan, Pakijangan, dan Gandasuli. Bahkan, KTTI Maju Jaya di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, tahun 2004 meraih predikat sebagai KTTI terbaik tingkat nasional.

Banyaknya jumlah peternak itik menjadikan Brebes sebagai salah satu sentra peternakan itik di Jateng. Setiap tahunnya, lebih dari 100 juta telur diproduksi di peternakan-peternakan telur di Brebes. Populasi itik di wilayah ini mencapai 889.000 ekor.

Banyaknya warga Brebes yang menggeluti profesi sebagai peternak itik tak terlepas dari keuntungan yang bisa dihasilkan dari kegiatan ini. Dengan modal yang tidak terlalu besar dan perawatan yang mudah, seorang peternak itik pemula (satu tahun) rata-rata bisa mendapat keuntungan bersih Rp 50.000 sampai Rp 150.000 per hari. Bahkan, apabila jumlah itiknya di atas 1.000 ekor, tak mustahil dia meraup keuntungan Rp 300.000 per hari.

Tidak jelas sejak kapan usaha peternakan itik tumbuh di Brebes. Sejumlah peternak menyatakan, budidaya itik di Brebes sudah cukup lama. Awalnya dulu sangat sederhana. Itik digembalakan di persawahan dan sungai oleh para petani di tengah kesibukan bercocok tanam.

"Sebenarnya sudah cukup lama orang Brebes beternak itik. Kalau dulu hanya sebagai sambilan, pekerjaan utama tetap bertani," ungkap Haryanto (40), peternak itik di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Limbangan.

Seiring makin banyaknya industri rumah tangga di Brebes yang memproduksi telur asin sekitar tahun 1990-an, pasaran telur itik di wilayah ini pun terkatrol. Para peternak terpacu meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah jumlah dan memperbaiki manajemen peternakannya.

Kegiatan beternak itik lambat laun menjadi kegiatan ekonomi utama dibandingkan dengan bertani. Bahkan, tak sedikit petani yang menjadikan lahan pertaniannya, terutama lahan bawang merah, untuk dijadikan areal peternakan itik.

Ini seperti dilakukan oleh 30 peternak itik yang tergabung dalam KTTI Sumber Pangan Desa Gandasuli, Kecamatan Brebes, yang secara bergotong-royong membangun sentra peternakan itik di bekas lahan pertanian bawang merah mereka sejak tahun 2000 silam.

Syahroni (58), Ketua KTTI Sumber Pangan, menuturkan, beternak itik lebih menjanjikan daripada bertani bawang maupun padi. Selain risikonya kecil, keuntungan ekonomi yang diperoleh lebih stabil dan relatif lebih besar.

"Waktu saya menjadi petani bawang merah, kalau harganya bagus, sekali panen memang untung sangat besar. Namun, biaya perawatannya juga besar. Selain itu, belakangan ini harga bawang merah jatuh akibat banyaknya bawang impor. Kalau beternak itik, risiko-risiko semacam itu tidak ada. Harga telur memang naik-turun, tetapi lebih stabil dibandingkan dengan harga bawang. Risikonya paling-paling harga pakan yang mahal," ungkap Syahroni.

Selain adanya kemudahan pasar, peternak itik di Brebes juga diuntungkan oleh banyaknya sungai kecil yang mengalir di wilayah ini, terutama di daerah utara. Sungai-sungai memudahkan peternak menggembalakan dan memberikan air minum bagi itik.

"Keberadaan sungai sebenarnya tidak mutlak. Namun, apabila ada, itu sangat membantu. Itik yang digembalakan akan lebih mudah bertelur karena tidak gampang stres dan lemaknya terbakar," papar Kepala Kantor Peternakan Kabupaten Brebes Nono Setyawan.

Keuntungan lain yang dimiliki peternak itik, kata Nono, daya tahan itik dari serangan penyakit cukup tinggi, termasuk flu burung yang kini menghantui para peternak unggas di Indonesia. Ini tak terlepas dari faktor bawaan (carrier) itik yang memang memiliki kekebalan terhadap serangan virus tersebut.

"Kematian itik di Brebes akibat serangan virus flu burung jarang sekali, khususnya apabila dibandingkan dengan jenis unggas yang lain. Dua tahun terakhir tidak pernah ditemukan kasus seperti itu," ujarnya.

Modal tak besar

Modal beternak itik tidak terlalu besar. Kebutuhan utama adalah membeli anak itik atau yang biasa disebut dengan meri yang harganya Rp 750 sampai Rp 1.000 per ekor. Biasanya, pada kesempatan pertama peternak membeli 300 sampai 500 ekor meri. Sudah menjadi patokan para peternak itik di Brebes, untuk memperoleh untung jumlah ternak yang dibudidayakan minimal 400 ekor.

"Kalau 300 ekor hanya impas. Namun, kalau 400 ekor, sudah ada keuntungan yang diperoleh meski tidak besar," tutur Karyanto, peternak itik di Desa Limbangan Wetang, Kecamatan Brebes.

Diperlukan waktu enam bulan bagi anak itik untuk tumbuh menjadi dewasa dan siap bertelur. Minimal 60 persen dari itik yang dipelihara akan bertelur setiap hari. Bahkan, apabila musim sedang bagus dan itik tidak stres, persentase bertelurnya bisa mencapai 80 persen. Artinya, jika jumlah itik yang dipelihara 600 ekor, telur yang dihasilkan setiap harinya antara 350 butir-500 butir.

Di KTTI Sandang Pangan, setiap peternak memiliki 500 ekor sampai 1.500 ekor itik. Kandang- kandang para peternak di KKTI itu berada dalam satu kompleks yang dipisahkan dengan kerangkeng bambu. Satu kandang disekat menjadi dua bagian, yakni tempat makan dan tempat bertelur. Sekat itu diberi satu pintu untuk pergerakan itik.

Bangunan kandang pada umumnya terbuat dari bambu. Sebagian kandang ada yang beratap genteng sederhana, sebagian lagi ada yang hanya berupa alang-alang atau daduk. Hal seperti itu juga terlihat di hampir semua sentra peternakan itik di Brebes.

"Kandang sederhana tidak masalah, yang penting sering dibersihkan," kata Haryanto.

Haryanto memiliki 600 ekor itik di kandangnya, dengan produksi 350 butir sampai 400 butir telur setiap hari. Dengan harga telur itik saat ini berkisar antara Rp 700 sampai Rp 750 per butir, dalam sehari Haryanto memperoleh hasil penjualan hingga sekitar Rp 300.000. Penghasilan kotor itu dikurangi biaya pembelian pakan dan obat-obatan sekitar Rp 150.000. Dengan demikian, dalam sehari Haryanto mendapat keuntungan bersih Rp 150.000.

"Penghasilan saya sebagai peternak itik cukup lumayan dibandingkan dengan waktu saya masih bertani. Namun, itu semua harus dicapai dengan kerja keras. Tidak duduk-duduk saja," katanya.


 Memilih Bibit Itik/Bebek petelur

Kebanyakan dari pemula peternak bebek petelur akan kesulitan dalam memilih bibit sesuai yang diharapkan ( umur bibit siap telur ), sebagai pengalaman saya pertama kali ketika membeli bibit ( bayah ) saya pernah terkecoh , karena saya pemula jadi tidak tahu tentang karakteristik bibit siap telur ( bayah ), jadi bibit itu saya beli. Dalam tempo 1 bulan belum bertelur dan baru bertelur hampir sekitar 2 bulan setelah saya pelihara, ternyata bibit yang saya beli itu berumur kurang dari 4 bln, padahal umur bibit siap telur(bayah) adalah bebek betina yang ber umur 5 – 5,5 bln ( 20 – 21 minggu).

Bebek remaja siap telur (bayah) adalah Bebek dara yang masih memerlukan beberapa waktu lagi untuk bertelur. Idealnya bayah yang berumur 5 – 6 bulan. Kita perlu hati hati bila membeli bayah yang sudah bertelur karena bisa jadi bukan bayah melainkan bebek yang sudah berproduksi.dan juga sebaiknya kita memperhatikan keseragaman umur dari bayah yang akan kita beli karena jika umur tidak sama akan mempengaruhi produksi ( produksi tidak merata ),selain itu jika umur seragam diharapkan nanti masa rontok bulu bisa berbarengan..

Memang perlu pemahaman untuk menentukan atau memilih Bibit bebek petelur yang baik, sebab merupakan salah satu faktor penting dalam pemeliharaan secara intensif.

Berikut ini karakteristik itik petelur yang baik :

1. Badannya langsing, tegak seperti botol

2. Bentuk leher kecil, panjang dan bulat seperti rotan

3. Kepala kecil, mata terang, dan terletak di bagian atas kepala

4. Sayap tertutup rapat di badan dengan ujungnya terlihat rapi di

pangkal ekor

5. Bulu tumbuh rata, halus dan berkilau ( tidak suram/kusam)

6. Kaki berdiri kokoh

7. Tidak terdapat luka.

(Sumber : -Redaksi agromedia ,beterna itik hemat air)


 

Proposal Usaha Bebek

1. Gambaran Umum Visi Usaha


Dewasa ini kebutuhan akan daging bebek atau telur bebek semakin meningkat, setelah adanya isu flu burung yang mematikan usaha peternakan ayam . Masyarakat cenderung memelihara bebek dan mentok sebagai alternatif. Untuk itu usaha ini sangat menjanjikan karena konsumsi masyarakat semakin meningkat, apalagi usaha kuliner yang berbasis daging bebek semakin bervariasi seperti bebek bakar,bebek goreng ,atau sate bebek . Berikut ini akan kami jelaskan tentang jenis usaha ,rincian modal usaha serta pengembangan usaha yang mungkin dilakukan.


2. Variasi Usaha Yang Bisa Dilakukan


A. Pembesaran Bebek

Pembesaran bebek adalah proses pembesaran bebek dari DOC (hari pertama menetas) sampai 40 hari. Anakan bebek (meri) yang di besarkan adalah jenis betina yang memang dari segi harga lebih mahal sehingga memerlukan perawatan extra. Dalam hal ini harus menyiapkan kandang yang sesuai dengan kebutuhan , dengan penghangat, agar suhu temperatur sesuai yang dibutuhkan. Ini perlu dilakukan untuk menekan tingkat kematian. Tingkat kematian normal 20% dari jumlah anakan. Usaha pembesaran ini merupakan usaha yang paling cepat menghasilkan dan resiko paling rendah ,tapi juga membutuhkan investasi besar karena harus membuat kandang khusus dan rumah kandang .


B. Penggemukan Bebek

Perbedaan mendasar dari Pembesaran Bebek adalah meri yang digemukkkan adalah meri jantan yang harga bibitnya jauh lebih murah. Dalam proses penggemukan ini waktu yang diperlukan lebih lama yaitu 5-6 bulan dan itu menyebabkan konsumsi pakan juga lebih banyak. Jika dihitung dari hasil jual dan perawatan keduanya keutungannya hampir sama yang membedakan hanya waktu yang lebih lama.


C. Peternakan Bebek

Dalam usaha ini bebek yang dibeli adalah yang sudah berumur 5-6 bulan ,yaitu bebek yang sudah siap untuk bertelur . Dalam hal ini ketika sudah mulai bertelur akan bertelur setiap hari dan berhenti setelah 8-9 bulan .


D. Penetasan Telur Bebek

Telur yang dihasilkan dari Usaha Peternakan bebek ini . Ditetaskan selama 30 hari setelah menetas dipisahkan antara pejantan dan betina prosentase kesuksesan telur yang ditetaskan ini 70% . Dan pula tergantung dengan ketelitian pengetesan telur pada 3 hari pertama.


E. Usaha pembuatan Telur asin Rebus , Panggang & Bakar dengan Variasi rasa .

Selain ditetaskan telur bebek juga dapat diasinkan selama 14 hari , dansetelah itu dilakukan proses lanjutan yaitu direbus, dipanggang atau dibakar. Sedangkan variasi rasa dapat dibuat rasa Bawang Putih atau Bawang merah.

Source:http://www.bisnisbebek.blogspot.com/

 

Itik Hibrida (Itik Alabio X Itik Mojosari), Peluang Baru Peternak

Terrbatasnya lahan dan modal usaha di tengah semakin tingginya tuntutan kebutuhan hidup acap kali justru mendorong kreativitas seseorang. Tak pernah puas dengan hasil kerja yang sama bertahun- tahun, terobosan-terobosan baru pun dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Tak terkecuali bagi para peternak.
Sebagian peternak itik di wilayah Kecamatan Sleman dan Kecamatan Seyegan, Sleman, misalnya, sejak beberapa bulan terakhir mengembangkan budidaya ternak itik unggul organik yang merupakan persilangan dari itik alabio Kalimantan Timur dengan itik Mojosari Jawa Timur. 

Dari beternak beberapa jenis itik lokal, seperti itik turi Bantul ataupun itik payaman Magelang, mereka mencoba beralih ke itik unggul yang dirasa lebih menguntungkan karena pertumbuhan yang lebih cepat dan produktivitas yang lebih tinggi.
“Itik unggul organik ini istimewa karena pertumbuhan dagingnya yang cepat. Jika berat itik biasa atau itik lokal hanya enam ons pada usia 45 hari, pada usia yang sama berat itik unggul organik mampu mencapai 1,3 kilogram. Itik jenis betina dinamai ratu, sedangkan yang jantan dinamai raja,” kata Warsidi, peternak itik di Dusun Beteng, Margoagung, Seyegan, Selasa (8/1). 

Pada usia satu bulan, 45 hari, 50 hari, sampai tiga bulan itik unggul organik sudah bisa dipotong dengan harga yang cukup bersaing, antara Rp 12.500-Rp 25.000 per ekor. Untuk dijual sebagai pedaging pun peternak tak perlu menunggu sampai itik menjadi apkir atau tak lagi mampu bertelur. “Itik potong yang ada selama ini sebagian besar merupakan itik apkir sehingga pedagang terkadang kekurangan stok,” tutur Warsidi. Produktivitas 

Selain pertumbuhan dagingnya lebih cepat, produktivitas telur itik jenis ini juga lebih tinggi dibandingkan itik biasa. Persentase produktivitas telur mencapai 93 persen lebih tinggi dibanding itik biasa yang hanya mencapai 68 persen. Setiap hari seekor itik mampu menghasilkan satu butir telur selama satu tahun penuh. Biasanya, itik lokal bertelur selama dua sampai tiga bulan, lalu berhenti sekitar satu bulan sebelum bertelur kembali. 

Beternak itik unggul organik ini memang cukup menguntungkan. Warsidi menceritakan, dari pengalamannya beternak 2.000 ekor itik unggul organik sejak September tahun lalu, ia bisa memperoleh pendapatan bersih sekitar Rp 7.500 dari tiap ekor itik. “Untuk satu ekor itik raja, biaya pakan dan pemeliharaan Rp 10.000. Pada usia 50- 60 hari, tiap ekor bisa dijual Rp 17.500,” ujarnya. Semakin tua usia dan semakin bertambah berat badannya, harga itik akan semakin mahal. 

Keuntungan yang diperoleh memang cukup besar mengingat pakan dan pemeliharaan yang relatif mudah. Hanya saja, bibit itik unggul organik ini masih terbatas. Saat ini day old duck (DOD) hanya bisa didapat dari Kalimantan Selatan. Harganya sendiri Rp 3.500 per ekor untuk raja dan Rp 6.000 per ekor untuk ratu.
Karena itu, para peternak terus berupaya mengembangkan budidaya ternak itik jenis unggul ini. “Supaya tidak terus-terusan bergantung pada Kalimantan Selatan, kami mencoba melakukan pembibitan secara mandiri. Harapannya nanti DOD itik unggul organik bisa dipenuhi dari Yogyakarta,” ucap Rahmat Kusnadi, peternak itik di Dusun Ngangkrik, Triharjo, Sleman. 

Ketika sudah tidak asing lagi dan semakin dikenal masyarakat luas, ia berharap harga jual itik yang dipeliharanya pun bisa lebih tinggi. Dan para peternak pun akan terus berinovasi. Tak hanya sekadar untuk bertahan, tetapi memperoleh hasil optimal dari semua jerih payahnya. 

Itik memang tidak lebih populer dibanding ayam. Khusus untuk itik pedaging, lebih sering disebut bebek, sejauh ini masih dianggap sebagai santapan yang eksklusif. Konsumsi bebek tidak setinggi konsumsi terhadap daging ayam. Oleh karena itu, kehadiran itik hibrida yang memiliki produktivitas tinggi, barangkali menjadi peluang usaha bagi para petani di Yogyakarta….

 

Posts filed under ‘Cara Beternak Itik / Bebek’

Itik Hibrida Raja dan Ratu, Peluang Baru Peternak

Source: Kompas.com

Terbatasnya lahan dan modal usaha di tengah semakin tingginya tuntutan kebutuhan hidup acap kali justru mendorong kreativitas seseorang. Tak pernah puas dengan hasil kerja yang sama bertahun- tahun, terobosan-terobosan baru pun dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Tak terkecuali bagi para peternak.

Sebagian peternak itik di wilayah Kecamatan Sleman dan Kecamatan Seyegan, Sleman, misalnya, sejak beberapa bulan terakhir mengembangkan budidaya ternak itik unggul organik yang merupakan persilangan dari itik alabio Kalimantan Timur dengan itik Mojosari Jawa Timur.

Dari beternak beberapa jenis itik lokal, seperti itik turi Bantul ataupun itik payaman Magelang, mereka mencoba beralih ke itik unggul yang dirasa lebih menguntungkan karena pertumbuhan yang lebih cepat dan produktivitas yang lebih tinggi.

"Itik unggul organik ini istimewa karena pertumbuhan dagingnya yang cepat. Jika berat itik biasa atau itik lokal hanya enam ons pada usia 45 hari, pada usia yang sama berat itik unggul organik mampu mencapai 1,3 kilogram. Itik jenis betina dinamai ratu, sedangkan yang jantan dinamai raja," kata Warsidi, peternak itik di Dusun Beteng, Margoagung, Seyegan, Selasa (8/1).

Pada usia satu bulan, 45 hari, 50 hari, sampai tiga bulan itik unggul organik sudah bisa dipotong dengan harga yang cukup bersaing, antara Rp 12.500-Rp 25.000 per ekor. Untuk dijual sebagai pedaging pun peternak tak perlu menunggu sampai itik menjadi apkir atau tak lagi mampu bertelur. "Itik potong yang ada selama ini sebagian besar merupakan itik apkir sehingga pedagang terkadang kekurangan stok," tutur Warsidi. Produktivitas

Selain pertumbuhan dagingnya lebih cepat, produktivitas telur itik jenis ini juga lebih tinggi dibandingkan itik biasa. Persentase produktivitas telur mencapai 93 persen lebih tinggi dibanding itik biasa yang hanya mencapai 68 persen. Setiap hari seekor itik mampu menghasilkan satu butir telur selama satu tahun penuh. Biasanya, itik lokal bertelur selama dua sampai tiga bulan, lalu berhenti sekitar satu bulan sebelum bertelur kembali.

Beternak itik unggul organik ini memang cukup menguntungkan. Warsidi menceritakan, dari pengalamannya beternak 2.000 ekor itik unggul organik sejak September tahun lalu, ia bisa memperoleh pendapatan bersih sekitar Rp 7.500 dari tiap ekor itik. "Untuk satu ekor itik raja, biaya pakan dan pemeliharaan Rp 10.000. Pada usia 50- 60 hari, tiap ekor bisa dijual Rp 17.500," ujarnya. Semakin tua usia dan semakin bertambah berat badannya, harga itik akan semakin mahal.

Keuntungan yang diperoleh memang cukup besar mengingat pakan dan pemeliharaan yang relatif mudah. Hanya saja, bibit itik unggul organik ini masih terbatas. Saat ini day old duck (DOD) hanya bisa didapat dari Kalimantan Selatan. Harganya sendiri Rp 3.500 per ekor untuk raja dan Rp 6.000 per ekor untuk ratu.

Karena itu, para peternak terus berupaya mengembangkan budidaya ternak itik jenis unggul ini. "Supaya tidak terus-terusan bergantung pada Kalimantan Selatan, kami mencoba melakukan pembibitan secara mandiri. Harapannya nanti DOD itik unggul organik bisa dipenuhi dari Yogyakarta," ucap Rahmat Kusnadi, peternak itik di Dusun Ngangkrik, Triharjo, Sleman.

Ketika sudah tidak asing lagi dan semakin dikenal masyarakat luas, ia berharap harga jual itik yang dipeliharanya pun bisa lebih tinggi. Dan para peternak pun akan terus berinovasi. Tak hanya sekadar untuk bertahan, tetapi memperoleh hasil optimal dari semua jerih payahnya.

Itik memang tidak lebih populer dibanding ayam. Khusus untuk itik pedaging, lebih sering disebut bebek, sejauh ini masih dianggap sebagai santapan yang eksklusif. Konsumsi bebek tidak setinggi konsumsi terhadap daging ayam. Oleh karena itu, kehadiran itik hibrida yang memiliki produktivitas tinggi, barangkali menjadi peluang usaha bagi para petani di Yogyakarta....



 

Trick Supaya DOD Itik Bertahan Hidup

Petunjuk pemeliharaan ini ditujukan untuk DOD umur 1 s.d. 2o hari. Anak bebek (meri), pada hakekatnya bisa bertahan hidup tanpa makanan sampai umur 1-3 hari karena masih memiliki kandungan makanan pada tubuhnya. Akan tetapi mereka tetap harus dipelihara secara seksama dan hati-hati. Berikut ini beberapa petunjuk praktis pemeliharaan anak itik:
1. Siapkan kandang untuk anak itik, usahakan kandang telah bersih dari segala macam hal yang dapat mengancam kehidupan anak itik. Kandang harus dapat menghangatkan anak itik, berikan lampu untuk penghangat dan usahakan dinding kandang tertutup sehingga tidak ada angin dari luar yang masuk ke dalam kandang.
2. Apabila bibit itik/meri didatangkan dari tempat jauh, setalah tiba ditempat jangan langsung diberi makan terlebih dahulu, berilah minuman berupa air gula jawa, hal ini berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh meri. Setelah satu jam baru diberi makan berupa konsentrat seperti BR1 dan 511.
3. Pada umur 1-20 hari pertumbuhan anak itik sangatlah cepat, jadi jangan lupa beri vitamin pada asupan makanan atau minuman, vitamin bisa berupa cairan seperti NASA POC atau berupa bubuk seperti Vitachick.
4. Sesuaikan suhu kandang dengan pertumbuhan anak itik, penggunaan lampu dapat dihilangkan apabila sudah tidak diperlukan lagi
5. Usahakan kondisi kadang selalu bersih, kandang yang kotor akan mendatangkan penyakit yang dapat membunuh anak itik, buatlah lantai kandang yang berlubang (kawat ram atau bambu) sehingga kotoran itik bisa langsung jatuh, pastikan lubang yang ada tidak membuat kaki itik terjepit.
Itulah sedikit trick yang bisa saya berikan, mudah2an dapat berguna untuk anda semua.
Salam Mandiri Peternak Indonesia!


Budidaya Itik di Laut, Hasilnya Yahud

Source: Majalah Pengusaha – www.majalahpengusaha.com
Selama ini kita hanya mengenal budidaya itik di darat. Padahal budidaya itik di laut jauh lebih menguntungkan. Dengan memelihara 650 ekor, kita bisa mengantongi keuntungan bersih Rp 3 juta per bulan. Russanti Lubis Pernah melihat itik ngemil atau mengulum es batu? Kalau belum, Anda harus berbudidaya itik laut terlebih dulu. Sebab, dalam budidaya binatang yang daya tahan hidupnya lebih tinggi daripada ayam ini, ngemil terpaksa dilakukan kepada itik-itik tersebut untuk menekan biaya pangan. Di sisi lain, dalam budidaya ini kadangkala itik juga dipaksa mengulum es batu sebagai bentuk pertolongan pertama, untuk menyelamatkan nyawa hewan yang juga disapa bebek ini, dari kematian mendadak karena memakan bangkai hewan. Lalu, apa itu budidaya itik laut? “Budidaya itik laut yaitu itik darat yang dibudidayakan di wilayah pantai atau pinggiran laut dengan menggunakan pola alamiah atau dibiarkan lepas begitu saja (Jawa: diumbar, red.) tapi tetap dalam batas-batas tertentu saat air laut surut, sehingga mereka dapat mencari makanan tambahan sendiri untuk meningkatkan produksi telur mereka. Usaha pemeliharaan itik ini memanfaatkan sumber daya pantai, yang merupakan penyedia pakan pendukung produksi dengan kandungan protein tinggi dan murah berupa sisa-sisa ikan dan biota laut yang telah mati yang ditinggalkan kala air laut surut, sehingga diperoleh keuntungan usaha yang optimal,” kata Sugiarto, Kepala Dinas Peternakan Kota Pasuruan, Jawa Timur.Untuk komoditi utamanya bisa menggunakan itik Lumajang, Bali, Mojosari, Khaki, Champbel, dan sebagainya. Dalam pengembangbiakan hewan yang berdaya telur 57,8% itu, Sugiarto melanjutkan, Dinas Peternakan Kota Pasuruan menggunakan itik Mojosari (Modopuro). Sebab, secara ekonomis, itik jenis ini jauh lebih menguntungkan daripada itik jenis lain. “Dengan memperhatikan sifat dan karakteristiknya, bebek Mojosari (Modopuro) dimungkinkan dibudidayakan di semua daerah di Indonesia, terutama yang berdataran rendah. Tapi, dalam budidaya itik (di) laut ini tidak harus selalu menggunakan itik ini, karena pertimbangan segi efisiensi, efektivitas, dan ekonomis,” jelas pria bergelar insinyur dan magister manajemen ini. Sebagai tambahan informasi, itik Mojosari (Modopuro) merupakan jenis itik yang banyak dijumpai di Desa Modopuro, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Itik ini relatif lebih mudah didapat, murah, dan daya tahan hidupnya lebih tinggi daripada itik lain. Untuk dapat dibudidayakan, binatang yang termasuk spesies burung dalam familia Anatidae ini harus diadaptasikan dengan habitat pantai terlebih dulu, dua minggu setelah mereka menetas. Beternak itik (di) laut, Sugiarto menambahkan, memiliki sisi menguntungkan dan merugikan. Sisi menguntungkannya yaitu pertama, membuka lapangan kerja baru, khususnya para istri nelayan. Kedua, biaya pakan lebih murah dibandingkan dengan budidaya itik (di) darat. Misalnya, jika seekor itik darat menghabiskan biaya Rp500,- sampai Rp700,- per hari, maka seekor itik laut hanya menelan biaya Rp100,- hingga Rp200,- setiap harinya. Ketiga, kualitas telur yang relatif lebih baik dibandingkan dengan hasil budidaya itik (di) darat. “Warna kuning telurnya lebih kemerahan sehingga tampilannya terkesan lebih menarik, sekaligus menunjukkan bahwa kandungan proteinnya lebih tinggi. Hal ini disebabkan kebutuhan protein dan mineral itik pada saat berproduksi tercukupi,” ucapnya. Keempat, keuntungan dari hasil penjualan itik afkir. Sedangkan sisi kerugiannya yaitu timbulnya angka kematian itik di usia muda. “Sebab, dengan sistem diumbar kemungkinan mereka memakan sampah atau bangkai hewan,” imbuhnya. Budidaya itik (di) laut dapat dilakukan siapa pun dengan syarat yang bersangkutan tinggal di daerah yang berpantai landai, memiliki cukup modal, serta mempunyai komitmen usaha yang kuat, rajin, dan jujur. Selain itu, sebisa mungkin menghindari kondisi bibit itik yang tidak seragam baik dari segi umur, jenis, ukuran, maupun asalnya. Karena, hal ini menyebabkan setiap perubahan yang terjadi (masa bertelur, masa rontok bulu, dan sebagainya) di kemudian hari, tidak dapat diperkirakan secara manajerial. Di samping itu, melakukan pemeriksaan dan pembersihan area gembala dari sampah dan bangkai binatang, sebelum binatang yang dijuluki burung air ini diumbar. Saat diumbar, itik harus tetap dalam pengawasan penuh, untuk menghindarkan mereka dari gangguan pencuri atau binatang buas. Lebih dari itu semua, sediakan selalu air minum tawar dan bersih. Nah, selamat beternak. Yang Harus Dipersiapkan… Untuk membudidayakan itik (di) laut ini, yang harus dipersiapkan : 1. Komitmen tempat pengadaan dan pemilihan bibit. 2. Kandang atau tempat penampungan awal untuk memulai proses adaptasi daerah, beserta kelengkapannya. Ukuran kandang disesuaikan dengan kepadatan ternaknya. 3. Pakan bibit dan obat-obatan secukupnya (± 3 minggu). 4. Pagar area gembala. 5. Kandang produksi, untuk ukuran harus disesuaikan dengan jumlah dan kepadatan ternaknya • Pakan itik dewasa (untuk hidup pokok dan produksi). 6. Komitmen tempat dan pasar telur hasil produksi. 7. Komitmen tempat dan pasar itik afkiran. 8. Air minum tawar harus selalu tersedia, mengingat sifat itik yang hanya mau minum atau mengkonsumsi air dalam kondisi tawar. 9. Bibit itik Mojosari jenis kelamin betina dengan umur dan ukuran seragam. Hal ini, harus dilakukan agar saat berproduksi dapat terjadi serentak. 10. Pengawasan kesehatan itik Proses budidaya itik (di) laut dalam satu periode, terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu: 1. Tahap pengumpulan bibit merupakan awal proses budidaya dengan kegiatan: Menentukan tempat pembelian atau pengadaan bibit dengan mempertimbangkan aspek jarak, waktu tempuh, harga beli, kualitas bibit, dan jenis itik. Pemilihan bibit dengan berpedoman pada umur (± dua minggu sebelum menetas), jenis, kesehatan, ukuran dan jenis kelamin itik yang seragam, serta sesuai kebutuhan. Pengepakkan sesuai jumlah dan ukuran yang ada. Sebelumnya, pada masing-masing bibit telah diteteskan larutan gula melalui mulut sebagai langkah antisipasi stres akibat pengangkutan. Pengangkutan dan pengiriman bibit ke kandang adaptasi. 2. Tahap adaptasi daerah Bibit itik berada di dalam kandang yang letaknya di dekat pantai selama ± 3 minggu dengan hanya diberi makanan jadi buatan pabrik dalam bentuk kering, air minum tawar dalam jumlah yang tidak terbatas, dan penerangan secukupnya. 3. Tahap pembesaran Pada tahap ini, itik mulai diberi ruang gerak yang cukup luas dengan memperkenalkannya pada kondisi pantai, dengan cara diumbar saat air laut surut dengan waktu terbatas, diberi pakan dalam bentuk basah pada pagi dan sore, serta air minum tawar dalam jumlah tak terbatas sampai itik mulai bertelur (± umur 4 bulan). 4. Tahap produksi Pelaksanaan tahap ini hampir sama dengan tahap nomor tiga, hanya jam buka kandang diatur agak siang karena masih dilakukan pemungutan telur produksi harian. Sesuai kebiasaan, itik akan mengalami puncak produksi harian saat berumur 14 bulan. 5. Tahap pasca produksi Secara umum, itik-itik pada tahap ini telah mengalami penurunan produksi dan akan mengalami rontok bulu, sehingga perlu dilakukan evaluasi dan seleksi pada masing-masing itik untuk dilakukan pengafkiran. 6. Tahap peremajaan Hasil evaluasi tahap ke lima dapat dijadikan sebagai pedoman dalam peremajaan itik, sehingga kontinyuitas produksi telur persatuan waktu dari satu unit usaha dapat dicapai dan bisa ditentukan pada waktu-waktu yang akan datang. Analisa Bisnis Dalam budidaya itik (di) laut, terdapat dua modal yang harus ditanamkan yaitu pertama, modal investasi yang berfungsi untuk membiayai pembuatan kandang, pagar area gembala, tempat makan dan minum itik, fasilitas listrik, pompa air, serta bibit itik. Kedua, modal produksi yang berfungsi untuk membeli bahan pakan itik dan membayar tenaga kerja, yang nilainya tergantung pada seberapa banyak itik yang akan dibudidayakan. Contoh, bila ingin membudidayakan 650 ekor itik yang terdiri dari 10 ekor jantan dan 640 ekor betina, pakan yang diberikan sejak awal hingga itik-itik ini berumur tiga minggu adalah pakan jadi (buatan pabrik). Selanjutnya, mereka diberi pakan campuran antara karak (kerupuk nasi, red.) dan bekatul dalam bentuk basah, hingga akhir masa reproduksi atau ketika hewan yang masih bersaudara dengan angsa itu berumur 14 bulan. Analisis bisnis budi daya 650 itik (di) laut dalam satu bulan: Rata-rata jumlah telur yang dihasilkan 370 butir/hari Harga rata-rata Rp 600,-/butir Hasil penjualan telur Rp 222.000,-/hari Pengeluaran untuk pembelian pakan sebanyak 90 kg @Rp600,- = Rp 54.000,- Keuntungan kotor Rp 168.000,-/hari Keuntungan bersih sekitar Rp 100.000,-/hari Keuntungan bersih perbulan Rp3.000.000,-/bulan Harga di atas merupakan harga pada tahun 2007…..harga telur bebek saat ini dikisaran 1200 s.d. 1500 rupiah per butir.





SISTEM PERKANDANGAN ITIK PETELUR

Di Indonesia masih banyak ternak itik dipelihara secara tradisional yaitu dengan mengembalakan itik di sawah atau di tempat-tempat yang banyak air. Dengan semakin sempitnya areal pengembalaan dan banyaknya kasus kematian ternak akibat keracunan pestisida, maka pemeliharaan cara ini makin terancam kelestariannya.
Salah satu usaha yang dipandang mampu mengatasi masalah ini adalah dengan mengalihkan sistem pemeliharaan dari sistem tradisional ke sistem intensif yaitu dengan cara beternak itik tanpa air atau di kandangkan, ini lebih menguntung­kan karena kesehatan dan keselamatan itik lebih terjamin. Selain itu, produktivitas telur lebih tinggi serta biaya pemeliharaan lebih efisien.
Banyak penelitian membuktikan bahwa itik tidak mutlak membutuhkan air untuk berenang. Terbukti bahwa pemeliharaan itik secara intensif dan terkurung dapat mencapai produksi yang optimal yaitu sebanyak 203 butir/tahun/ekor, sedangkan yang digembalakan hanya menghasilkan telur sebanyak 124 butir/tahun.
Syarat Perkandangan
Kandang merupakan tempat kediaman ternak dan dari kandang tersebut, ternak memperoleh manfaat. Agar pembuatan kandang tersebut benar-benar menghasilkan manfaat yang sebesar­-besarnya bagi itik, maka diperlukan pengetahuan tentang perkandangan antara lain:
1. Kandang harus dapat memberikan kenyamanan bagi itik, artinya tidak menyebabkan itik gelisah dan mudah terkejut.
2. Kandang harus memberikan kesehatan bagi itik yang ada di dalamnya (tingkat kematian itik dalam kandang rendah).
3. Kandang yang dibangun harus memberi­kan hasil bagi peternak berupa telur yang lebih banyak daripada pemeliharaan tanpa kandang.
4. Dalam membangun kandang hendaknya tidak mengganggu peternak dan keluarganya. Sebaliknya keluarga peternak juga tidak mengganggu itik tersebut.
5. Kandang yang dibangun itu harus memenuhi syarat ekonomis, artinya tidak terlalu mahal tetapi memenuhi syarat di atas.
Jenis Kandang
1.   Kandang Itik Sistem Terkurung
Kandang ini sesuai bagi itik komersial untuk produksi telur konsumsi. Lantai kandang dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan, bagian atas dilapisi kapur dan barulah diletakkan alas berupa kulit padi atau bekas serutan gergaji. Kelemahannya adalah bila alas kandang basah karena tumpahan air minum, agak sulit untuk membersihkan dan mengeringkannya terutama pada daerah yang kelembaban­nya terlalu tinggi, hal ini akan menyebabkan timbulnya penyakit.
2.   Kandang Itik Sistem Pekarangan
Kandang itik sistem ini merupakan kombinasi antara terkurung dengan sistem lepas. Lantai kandang padat yang dilapisi sekam padi. Atap kandang yang cocok adalah atap satu muka dengan lubang angin di atasnya. Pada pekarangan yang disediakan itulah terdapat tempat pakan dan minuman itik. Sedikit pelindung akan berguna melindungi itik dari teriknya matahari dan hujan. Sekitar pekarangan dibuat pagar dengan tinggi � 75 cm.
3.   Kandang Itik Sistem Baterai
Kandang sistem ini mirip sekali dengan kandang baterai untuk ayam petelur yaitu kandang individual. Semua kandang baterai dikumpulkan pada satu tempat dan diberi atap serta dindingnya dipagar dengan bambu anyaman atau kawat.
Kandang yang Ideal
Kandang yang diarahkan ke timur dengan maksud untuk memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang, dengan demikian diharapkan ruangan kandang menjadi sehat dan cukup terang. Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2 meter, sehingga peternak tidak perlu membungkukkan badan pada saat melakukan pekerjaan di dalam kandang. Dinding kandang sebaiknya ditutup tembok/bambu setinggi 60 cm dari lantai, sedangkan sisanya dibiarkan terbuka cukup ditutup dengan kawat atau bilah-bilah bambu.
Hal lain yang menjadi penentu ideal tidaknya kandang yang kita dirikan adalah luasan kandang serta daya tampungnya. Sebagai patokan tiap satu meter persegi kandang bisa didiami dengan 4 ekor itik dewasa (umur > 6 bulan) dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah itik yang akan dipelihara
=
Luas kandang yang

4 diperlukan (m2)
atau

Panjang kandang (m) X lebar (m) X 4 = Jumlah itik yang dipelihara
Sumber: LIPTAN BPTP JAKARTA,  No.:06/LIPTAN/BPTP JKT/2001

2 comments :

  1. isini: http://mahkotaunggas.blogspot.com/
    cara membuat mesin tetas d

    ReplyDelete
  2. Jual Konsentrat Berkwalitas
    Konsentrat kami sangat berkwalitas dan Tersebar di beberapa kota di Jawa Tengah

    Adapun Bahan yang kami Gunakan sbb:
    1.Kepala Udang
    2.Nasi Sisa Hotel & Restoran Seafood
    3.Tepung Tulang
    4.Tepung Ikan
    5.Bungkil Kelapa
    6.Tepung Daun

    Harga 4000/kg Pemesanan min. 1 Ton
    Melayani Area Jateng DIY

    Contact Person
    082137012765 (Sdr. Ilham)
    Pin BB : 3263E1F8

    ReplyDelete